Seorang perwira sedang murka karena ada sembilan taruna yang terlambat apel pagi setelah mendapat cuti selama tiga hari.
"Kenapa kamu terlambat," bentak komandan pada seorang Taruna.
"Siap, Kolonel. Saya berkunjung ke rumah pacar saya sampai lupa waktu. Akibatnya saya terlambat naik bis. Supaya tidak terlambat, saya lalu menyewa mobil. Tapi ketika hampir sampai di sini, mobilnya mogok. Saya lalu membujuk petani yang ada di situ supaya mau menjual kudanya. Saya lalu memacu kuda itu tapi kuda itu mati karena kelelahan. Setelah itu saya berlari sepanjang sepuluh kilometer hingga sampai di sini."
Meski sebenarnya tidak percaya, tapi perwira memutuskan tidak akan menghukum taruna itu. Akan tetapi tujuh taruna lainnya juga mengajukan alasan keterlambatan yang sama:lupa waktu, terlambat naik bis,menyewa mobil, lalu mogok, naik kuda, dan jalan kaki.
"Mengapa kamu terlambat," tanya Kolonel pada Taruna kesembilan.
"Siap. Saya berkunjung ke rumah pacar saya sampai lupa waktu. Akibatnya saya terlambat naik bis. Supaya tidak terlambat, saya lalu menyewa mobil...." jawab taruna itu.
"Hei, tunggu dulu!" Kolonel mulai kehilangan kesabaran, "Apakah mobilnya juga mogok?"
"Tidak Kolonel," jawab Taruna itu kalem. "Mobil itu tidak mogok, tapi di tengah jalan ada banyak kuda yang mati sehingga saya kesulitan melewatinya."